Muslihat Bisnis Umrah

Muslihat Bisnis Umrah

Dalam setahun, 160.000 orang menjadi korban bisnis umrah. Kerugian yang ditaksir mencapai 3 triliun rupiah akibat banyaknya tipu-menipu travel umrah. Dugaan penipuan travel Amanah Bersama Ummat Tours atau Abu Tours ini salah satunya.

Cerita Korban Travel Abu Tours

Seperti pengalaman seorang tukang becak berusia 64 tahun. Ia mengaku tergiur dengan biaya umroh yang rendah. Ia memaksa diri untuk menabung selama 8 tahun, setelah terkumpul pun, beliau masih belum bisa berangkat ke tanah suci. Setelah dua kali ditunda. Akhirnya memang tidak ada pemberangkatan umroh. Pemberangkatan baru bisa dilakukan dengan menambah ongkos pemberangkatan sebesar 15 juta rupiah.

Menurut kesaksian M. Syahban Munawir, korban Abu Tours sempat terlantar di bandara kuala lumpur. Fasilitas sangat jauh berbeda dari yang sudah dijanjikan, setelah terlantar pun, ia masih harus berkeliling di Madinah untuk mencari hotel.

Korban First Travel Masih terus Berharap

Sama halnya dengan First Travel, korban gagal umroh mecapai 63.000 orang. Salah seorang narasumber, anak dari korban First Travel menuturkan bahwa pembayaran pertama sebesar 17 juta rupiah dan telah menunggu selama setahun sejak Desember hingga Januari 2017. Sang Ibu sudah telanjur datang di Jakarta dari kampung halaman, namun ternyata justru dibatalkan.

Pada 2 April, mereka diminta menambah 2,5 juta agar bisa diberangkatkan, dan dijanjikan saat Ramadhan dan untuk kedua kalinya kembali dibatalkan. Hingga pada 24 Agustus 2017, sang Ibu akhirnya meninggal dunia dalam penantiannya berangkat ke tanah suci.

Mendengar ini, Menteri Agama menanggapi bahwa sejak peristiwa First Travel, kemenag betul-betul mempererat regulasi dan pengawasan. Namun sejak 4 tahun terakhir, mulai muncul permasalahan umrah kaena meningkatnya animo jemaah umrah.

Modus Skandal Umrah Murah

Hasil penyelidikan Polri menunjukan promosi yang menjadi penyebab utama banyak jemaah yang mendaftar di PPIU abal-abal. Modus promosi yang bermasalah menawarkan paket perjalanan umrah dengan harga yang miring, berkisar 14-15 juta rupiah. Polri mengungkap, ketika menyelidiki kasus First Travel, kondisi perusahaan sangat menyedihkan, jumlah dana yang ada dalam rekening perusahaan hanya 1 juta padahal banyak jemaah yang mau berangkat.

Menurut anggota komisi VIII DPR RI, Arteria Dahlan, DPR dalam 1 masa sidang, sudah ingatkan 2 kali. Namun justru dari pihak kemenag ada yang mengatakan itu adalah salah jemaah sendirikarena tergiur harga murah.

“Saya sudah berusaha sopan, berusaha santun, tapi saya terlalu geram untuk menahan kata-kata itu.” Ujar Arteria setelah Najwa memutarkan rekaman ‘sumpahan’ Arteria dalam sidang DPR.

YLKI ikut menambahkan bahwa ini adalah permasalahan hulu-hilir. Pemerintah dalam hal ini adalah Kemenag terkesan memberikan izin yang jor-joran tanpa mengukur kriteria yang jelas, sehingga PPIU membuat mekanisme pembayaran yang tidak jelas. Menurutnya, ada pihak-pihak yang menkomersialisasi dan kemenag tidak melakukan pengawasan dengan baik. Ada banyak gaps, dan pemerintah terkesan membiarkan.

Berdasar data  Ada 906 PPIU  yang diberi izin oleh pemerintah. Seharusnya, jika memang Kemenag merasa kurang mampu menjalankan fungsi pengawasan, kemenag tak sehausnya memberikan izin sebegitu banyak PPIU di seluruh Indonesia. Pengawasan yang dilakukan sangat minim dan dilakukan hanya setelah ada kasus.

Hal ini dibantah Menteri Agama, bahwa selama ini memang Kemenag merasa baik-baik saja.

“Sselama jemaah tidak melakukan komplain, bagaimana pemerintah akan mengetahui  bahwa ada penyimpangan?” ujar Menteri Agama.

Penipuan Umrah Murah berlanjut, Solusi?

Penipuan umrah murah masih terus marak terjadi, bahkan dilakukan biro travel umrah berizin. Fakta ini memicu perdebatan antara Menteri Agama dan anggota DPR Arteria Dahlan.

“Justru karena sudah berizin, membuat korban semakin banyak karena tak menaruh kecurigaan. Jadi masalahnya ada di regulasi penerbitan izinnya. Kasih warning dong ke konsumen, blacklist travel yg menawarkan harga di bawah batas bawah, ” kata Arteria Dahlan.

Dijawab Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin,” Jangan hanya berargumen dan melontarkan tudingan. Regulasi itu ada, tapi kita baru tahu ada persoalan setelah ada kejadian wanprestasi. Awalnya kan dengan Rp 15 juta jemaah tetap bisa diberangkatkan. Baru belakangan diketahui merekan menggunakan skema ponzi setelah muncul persoalan. Sekarang kita sudah perketat regulasi, harga minimum ditetapkan 20jt, jadwal tunggu maksimal 3-6 bulan.”

Arteria Dahlan masih mempertanyakan, “Kok kejadian di tahu 2016 baru dicabut 2017. Seperti First Travel kan sudah kita sounding sejak setahun yg lalu, tapi tidak segera ditangani.”

Waspada Pilih Travel Umrah

Total ratusan ribu calon jemaah umrah gagal berangkat, dana yang mereka setor pun melayang. YLKI melihat respon pemerintah sangat lamban dalam menghadapi kasus umrah murah. Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi menyatakan, “Kalau sekarang memperketat regulasi, itu belum menyentuh substansi masalahnya. Itu hanya menyentuh kulit-kulitnya saja.”

Sementara Menteri Agama menyatakan, “Kontrol lebih sulit, karena ternyata ada perusahaan, seperti First Travel, yang tak tergabung ke asosiasi.”

Sekjen Asosiasi Penyelenggara Haji dan Umrah Firman M. Nur menyatakan, “Perlu kecerdasan dari semua pihak, kita harus pastikan biro tersebut berizin, dan cek rasionalitas harga yg ditawarkan. Sistem MLM dan skema ponzi tidak boleh diterapkan di bisnis travel umrah.”

 

Stop Tragedi Penipuan Umrah Murah!

Sejumlah biro travel umrah bermasalah tengah diproses hukum. Namun nasib para calon jemaah masih terkatung-katung. Menteri Agama menyatakan, “Pertama harus tunggu putusan pengadilan, untuk mengetahui total aset.

Nah jika aset tak mencukupi maka harus ada keputusan politik, apakah akan menggunakan APBN untuk menutup tragedi ini. Masalahnya, ini bisa jadi preseden, nanti perusahaan travel lain akan memandang rendah hukum, toh kalau gagal memberangkatkan jemaah negara akan menanggungnya.”

Ditanya tuan rumah Mata Najwa, Najwa Shihab, Polri juga menjelaskan, “Saat polisi tangani kasus ini, Kapolri telah mengarahkan untuk bentuk satgas menangani para korban, dengan bekerja sama berbagai pihak untuk mengumpulkan dan menyita aset perusahaan.”

Yang menjadi kejutan, seorang penonton menelepon Trans7 dan menyatakan keinginannya memberangkatkan salah satu korban biro travel Abu Tours, Umarreng yang berprofesi sebagai tukang becak.

Najwa Shihab menjembatani, melalui sambungan telepon secara live, “Apa yang membuat Bapak ingin memberangkatkan Pak Umareng?”

Penonton Mata Najwa menjawabnya, “Saya tersentuh dengan kisah Pak Umar dan insya Allah akan membantu memberangkatkan pak Umar dan istri ke tanah suci.”

Umareng sang tukang becak pun menyatakan syukurnya

 

 

 

 

Leave a comment